Kisah Cinta Pria Pemalu Bagian 3


13 DESEMBER 2008, Tanggal terebut selalu dan akan selalu ku ingat.

Bagian I.
 Awal Perkenalan, dimulai saat Xavier masuk SMA. Xavier melanjutkan SMA di salah satu sekolah unggulan di kota Pematang Siantar, yaitu SMA Negeri 2 Pematang Siantar dimana teman-teman kelas Xavier dari SMP juga masuk SMA yang sama. Adapun teman-teman Xavier yang berada di SMA yang sama yaitu July, Roni, Redi, Juniva, Herwin, dan Novi. Xavier yang merupakan peraih nilai tertinggi di SMP-nya dengan mudah masuk sekolah itu. Xavier berada diperingkat 11 jika diurutkan dari siswa baru yang mendaftar di SMA N.2 Pematang Siantar dan masuk pada Gugus 1 pada masa perkenalan siswa baru. Tiga hari masa orientasi siswa (MOS) dijalani Xavier dengan sangat semangat dan menjalankan semua perintah senior, walaupun dalam hati sedikit berontak.
Selesainya masa orientasi siswa, Xavier ditempatkan di kelas yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidupnya, yaitu kelas X-2. Xavier memilih duduk selalu bersebalan dengan Roni yang sejak SMP adalah teman satu meja Xavier yang juga kebetulan ada pada kelas yang sama.  Herwin satu kelas dengan Redi di kelas X-6, July ada di dikelaX-3, Novi di X-5, dan Juniva di kelas X-4. Disaat adanya penerimaan anggota baru di setiap organisasi di sekolah itu, Xavier memilih masuk beberapa organisasi SMA Negeri 2 Pematang Siantar, yaitu BRIMANTALA (Brigade Remaja Pecinta Alam), PASKIBRAS (Pasikan Pengibar Bendera Sekolah), E-Club (English Club),  Aisi, dan SKK (Sie Kerohanian Kristen) dan Tim Basket di sekolah itu.
Sejak berada di SMA, July kelihatan semakin sombong kepada Xavier, walaupun July berada dikelas X-3 yang bersebelahan dengan kelas Xavier dan Roni. Sejak itu Xavier benar-benar tidak ada perasaan lagi kepada July, tetapi Roni sebaliknya, dimana dia memiliki rasa suka kepada July.  Xavier pun selalu mendukung Roni tetapi Roni tidak juga mendapat balasan perasaan yang sama dari July. (berlanjut di Kisah Cinta PRia Pemalu Bagian 2)
Kisah Cinta Sejati Xavier pun dimulai dari saat Xavier pertama kali mengikuti kegiatan Susur kota dari organisasi Brimantala yang berisi kegiatan mengumpulkan sampah kelilig kota, dihukum disaat tidak bisa jawab pertanyaan senior, dan wajah penuh dengan coretan spidol dan arang hitam. Frilia, hanya nama itulah yang Xavier tau. Awalnya Xavier  tidak begitu mengenal dia. Xavier  hanya tahu namanya, dan gak lebih dari itu. Xavier kembali menjadi orang yang sangat cuek pada wanita. Disaat selesai susur kota, Xavier  lihat Frilia menangis dan mereka kebetulan naik angkutan kota yang sama disaat akan pulang, sehingga Xavier  mengejeknya, “cengeng, gitu aja nangis” dan sejak saat itu juga Frilia benci melihat Xavier. Frilia merasa Xavier seorang Laki-laki yang sombong dan hal itu membuat Frilia sangat membenci Xavier disetiap kali dia melihat Xavier. Xavier  tidak sadar bahwa kata-kata itu membekas dihati Frilia membuatnya selalu benci melihat Xavier. Maklum saja, karena Xavier saat itu masih polos juga,, hehe…
Satu tahun mereka hidup di satu organisasi yang sama yaitu BRIMANTALA (Brigadir Remaja Pencinta Alam) di SMA N.2 Pematangsiantar, Xavier  ga pernah memperhatikan Frilia dikarenakan Xavier tidak menaruh hati pada Frilia dan dikarenakan awal pertemuan mereka yang tidak begitu baik. Frilia yang saat itu satu kelas dengan Redi dan Herwin di kelas X-6. Redi juga berubah sombong pada Xavier, Roni, dan Herwin, sehingga pernah suatu ketika Xavier, Roni, dan Herwin, berencana memberi pelajaran pada Redi yang sombong, walaupun hal itu tidak pernah terjadi karena Xavier selalu berusaha melakukan cara yang baik untuk mengingatkan Redi. Saat itu juga, Redi dan Roni menyukai satu orang wanita yang sama yaitu Frilia. Kedekatan Redi dengan Frilia membuat Roni benci melihat Redi dan Roni berencana melabrak Redi, tetapi Xavier selau berusaha supaya hal itu tidak terjadi dikarenakan mereka adalah teman lama sejak SMP. Xavier, Roni, Redi, dan Herwin kadang-kadang berkumpul menceritakan wanita mana yang mereka sukai, dimana Roni sudah menyukai wanita lain, dan Redi menyenangi Frilia, sedangkan Xavier dan Herwin tidak terlalu serius mencari gadis yang mereka sukai.
 Hari demi hari Xavier dan Frilia lewati dengan rasa benci Frilia kepada Xavier disetiap Frilia melihat Xavier, semua itu terjadi karena Frilia belum begitu kenal dengan Xavier, hingga tiba masa di akhir masa junior organisasi Brimantala. Disaat itu akan diadakan perkemahan sabtu minggu (Persami) di salah satu hutan lindung di daerah Parapat yaitu Hutan Aeknauli. Disaat itu Redi dan Frilia kelihatan sudah sangat dekat, redi pun meminta Xavier untuk menjaga Frilia selama pelaksanaan Persami tersebut. .  Xavier berjanji pada teman SMP nya itu. Masih ingatkan sama Redi kan di cerita sebelumnya..
Disanalah Xavier dan Frilia mulai saling mengenal satu sama lain. Saat iu Xavier  menjabat sebagai ketua 2 Brimantala junior. Pada malam Persami, Frilia memilih Xavier sebagai pasangannya untuk makan sepiring berdua, walaupun saat itu ada teman yang lain termasuk Roni mengajaknya makan bersama, tetapi Frilia memilih Xavier. Seperti biasanya diBrimantala, mereka cuci tangan pakai tanah dan nasinya dibubuhi garam dan minyak tanah sehingga Frilia tidak sanggup memakannya hingga habis dan Xavier  berusaha menghabiskannya agar tidak dimarahi oleh kakak senior. Itulah awalnya Frilia mulai merasakan bahwa Xavier adalah Pria yang baik, dan tidak seburuk yang dia pikirkan selama ini. Saat itu, Frilia juga meminta Xavier  menjadi pasangannya saat jerit malam (sebuah kegiatan berjalan di kegelapan dan melakukan sesuatu yang disuruh senior), dan Xavier  setuju karena Xavier  berjanji pada Redi untuk menjaganya. Tetapi hal yang tidak diharapkan terjadi karena saat akan dilakukan jerit malam tepan pada jam 11.30 malam.
Senior,”Lestari…!!!, Semuanya kumpul disini..!!!” dengan suara keras dan tegas.
Para Juniorpun dengan sedikit takut berkumpul ditempat yang telah ditentukan. Dengan wajah yang letih, ada rasa takut, penasaran, ditengah dingin dan gelapnya hutan pada malam itu.
Senior,”Pengurus Junior maju kedepan…!!!, Xavier, Raja, Rika, dan Jojor”
Xavier.”Siap kak…!!!” dengan suara lantang maju kedepan.
Senior,”siapa yang mau jadi pasangan Xavier jerit malam..?”
Dan disaat itu juga ada beberapa anggota junior wanita yang mengangkat tangan, dan hal itu membuat Frilia memiliki saingan untuk menjadi pasangan Xavier pada malam itu. Saat itu banyak wanita yang ingin jadi pasangan Xavier, karena pengurus pasti sudah mengetahui hampir semua materi yang akan diujikan pada jerit malam dan mereka menganggap Xavier merupakan pria yang baik, yang bisa menjaga mereka.. hehe..
Senior,”wah, banyak juga.. begini saja, siapa diantara kalian yang berusia paling muda..!!!” merekapun berdiskusi mengenai tanggal dan tahun kelahiran mereka.
”Saya kak.!!!” Kata seorang teman junior dan wanita itu bukanlah Frilia. Ternyata Frilia lebih tua 6 bulan dari Xavier sedangkan yang terpilih menjadi pasangan Xavier adalah yang paling muda. Frilia dan Xavierpun sedikit kecewa pada malam itu, karena janji antara mereka berdua tidak terpenuhi. Akhirnya Frilia terpaksa jerit malam dengan orang lain dan Xavier sendiri Jerit malam.
Dari malam itulah Frilia mulai sadar bahwa Xavier  sebenanya baik dan perhatian sehingga rasa bencinya berkurang sedikit demi sedikit dan berubah menjadi pesahabatan. Xavier  juga sadar bahwa Frilia adalah wanita yang baik, lembut dilihat dari perkataannya maupun sifatnya dan membuat Xavier  juga senang beteman dengannya. Tetapi cinta belum ada diantara mereka disaat itu karena mereka masih memiliki kisah sendiri-sendiri hingga Mereka naik kekelas 2 SMA dan tidak diduga, mereka berada di satu kelas yaitu XI-IPA2.
Persahabatan antara Frilia dan Xavier semakin kuat di kelas 2. Xavier tetap menjabat sebagai Ketua II kelas 2 Brimantala saat itu dan Frilia menjabat sebagai Bendahara II Sie Kerohanian di sekolah mereka. Saat itu Frilia yang telah memiliki handphone meminta no handphone Xavier, tetapi Xavier belum memiliki Hp sehingga Xavier memberi nomor Hp Ayahnya kepada Frilia. Frilia mulai saat itu sering sms Xavier walaupun dia tau bahwa itu no Hp Ayah Xavier. Ayah Xavier pun hanya tertaw,a melihatnya.
Frilia,”Selamat sore, Xavier nya ada Pak..?” sms Frilia,
Xavier,”ia, ini aku.. baru pinjam Hp Ayah ku.., ada apa?”
Frilia,”ga papa kok.. Ayo teka-teki, aku tanya duluan ya,….(Lupa).. apa itu?
Xavier,”(Lupa juga) hehe.. sekarang giliranku ya.. apa itu diikat pocong tapi bukan mayat.. ayo apa? Balas Xavier lewat sms..
Frilia,”ha..ha.. aku tau… Bantal Guling kan..?”
Xavier,”hehe.. benar….!!!”
Hari demi hari sering mereka lewati dengan sms-an, sehingga teman-teman Frilia mulai mengetahui kedekatan Mereka dan mereka sering menggoda-goda Frilia disaat Xavier lewat. Disaat itu juga Redi dan Frilia terlihat semakin menjauh karena beberapa hal.  Disaat Kelas XI, Xavier juga mulai menjauhi teman dekatnya yang dulu disukainya dikelas X walaupun Xavier merasa telah menyakiti hati wanita itu. (Baca Kisah Cinta Pria Pemalu Bagian 2).
"Persahabatan sering berakhir dengan cinta
Tapi kadang-kadang cinta TIDAK berakhir dengan persahabatan"
Frilia sering mengajak Xavier pulang sekolah bersama, walaupun arah rumah mereka berbeda, Frilia sering menemani Xavier jalan kearah Rumah Xavier karena saat itu Xavier selalu jalan kaki disaat pulang sekolah dan Frilia naik Angkutan Umum dari dekat Rumah Xavier ke rumahnya. Kadang-kadang, disaat jalan bareng teman-teman yang lai, Xavier dan Frilia sering jalan berdua mendahului teman-teman yang Lain, sehingga teman-teman menggoda-goda mereka. Xavier  tidak tahu apa yang menyebabkan Frilia sering mengajak Xavier  pulang bareng, dan itu membuat Xavier  beranggapan kalau Frilia suka pada Xavier lebih dari seorang sahabat, sehingga Xavier  membuka hati padanya dan mulai menanamkan rasa suka pada Frilia.
X-fiends adalah gelar yang diberi Xavier pada Frilia, walaupun Frilia tidak mengetahui hal itu saat itu. Xavier memberi gelar itu pada Frilia karena Xavier berpikir bahwa suatu saat nanti dia akan jadi Girl friend nya.
Suatu sore,  Frilia dengan teman-temannya curhat-curhat dan disitu juga ada Redi. Mereka bercerita tentang masalah yang mereka alami dan hal-hal yang mereka tidak suka dari masing-masing orang yang ada di ruangan itu, lalu mereka maaf-maafan dan Frilia menangis disitu. Tetapi saat Xavier  yang datang tiba-tiba sepulang dia dari kerja membantu orangtuanya. Xavier masuk keruangan itu dan menemui Frilia. Melihat Xavier datang, Frilia pun menjadi tersenyum kembali sehingga teman-temannya mengejek dia.
cie… Frilia… semangat ya karena dah datang Xavierkata salah seorang temannya..
“ia nih.. tadi Frilia nangis. Sekarang senyum-senyum…” kata teman yang lain..
Frilia hanya diam malu-malu,  Xavier  juga hanya diam. Sepulang acara itu, Xavier dan Frilia pulang bersama dan dihiasi gerimis yang datang sore itu. Xavier mengantar Frilia sampai kerumahnya dengan berjalan kaki. Jarak dari rumah Frilia dengan rumah Xavier lumayan jauh. Setiba dirumah Frilia, Xavier  pamitan pulang.
Xavier,”Frilia, Aku Pamit ya.. Aku antar sampai disini aja ya..”
Frilia,”Ia, makasi ya… kau pulang naik angkot kan?
“ia, aku pergi ya..!!! sampai ketemu besok..” jawab Xavier sambil melangkah pergi dari hadapan Frilia..
Xavier  yang mengatakan akan pulang naik Angkutan Kota (Angkot) ternyata pulang dengan jalan kaki juga. Hal itu dikarenakan Xavier  gak punya ongkos buat naik angkot, dan dia gak mau bialng ke Frilia.. hehe..
Semenjak Redi dan Frilia berada dalam satu kepengurusan organisasi, mereka sering berantam dan juga bersama. Xavier baru mengetahui ternyata   dalam satu kepengurusan  tidak diperbolehkan pacaran oleh senior. Xavier yang saat itu sudah memiliki sedikit rasa suka pada Frilia, mulai bingung. Disuatu acara yang diadakan oleh perkumpulan persekutuan gereja asia, Xavier  sakit hati saat melihat Frilia dan Redi duduk berdua di lapangan rumput (Lapangan Adam Malik Siantar). Mereka duduk berdampingan dan Xavier  melihat Redi mengipaskan angin kearah Frilia yang sedang keringatan saat itu dengan selembar kertas. Xavier  hanya bisa diam saja dan menyimpan sedikit rasa cemburu dihatinya.
            Xavier  tetap dengan perasaan yang suka pada Frilia, Tetapi semua itu tidak betahan lama hingga suati ketika Xavier  mengetahui bahwa Frilia tidak hanya sms-an dengannya seperti yang mereka lakukan biasanya, melainkan juga dengan beberapa teman Xavier. Saat itu Xavier  sangat kecewa, tetapi Xavier  juga tidak bisa menyalahkan Frilia karena Xavier  yang membuka hati untuknya dan Xavier  juga bukan pacarnya. Kekecewaan dan sakit hati yang dirasakan Xavier terlengkapi disaat Xavier  mengeahui bahwa Frilia mencintai sahabat Xavier dan saat itu Xavier  sangat kacau. Dan Redi juga sudah memiliki Pacar yang merupakan adik kelas Mereka.
Xavier  mulai berusaha menutup kembali hatinya dan mengubur rasa cinta Xavier  padanya. Hari demi hari dijalani Xavier dengan perasaan yang tidak  dia mengerti. Xavier  mulai menjauhi Frilia untuk menghilangkan rasa cintanya  pada Frilia walaupun hati Xavier sakit, Xavier  melakukan hal itu karena pada saat itu Xavier  adalah laki-laki yang idak mudah jauh cinta dan tidak mau mengejar wanita yang tidak mencintainya. Hari demi hari Xavier jalani dengan rasa hampa, cuek dan cemburu walaupun sesekali Xavier  juga memperhaikan gerak-gerik Frilia, tetapi Frilia tidak merespon hal itu. Xavier pun menyibukkan diri dengan teman-temannya di organisasi Paskibras, Brimantala, dan Basket.
Masa Kelas XI SMA sudah selesai, Akhirnya mereka naik kelas XII SMA dan Xavier  menjabat sebagai ketua umum BRIMANTALA SMA 2 Pematang Siantar dan Frilia Bendahara Umum SKK SMA 2 Pematang Siantar. Xavier  mulai merasa tidak ada harapan memiliki Frilia, Xavier  mulai mencari wanita lain sebagai pelariannya agar dia  bisa melupakan Frilia. Xavier  tahu bahwa obat patah hati ialah jauh cinta lagi. Xavier  juga mulai minum minuman beralkohol walaupun itu hanya kesenangan sejenak dan melupakan masalah yang ada. Walaupun Xavier  tahu bahwa tidak mudah untuk menghilangkan perasaannya pada Frilia tetapi Xavier  berusaha melakukannya. Tanpa disadari Frilia kembali sakit hati pada Xavier  ketika dia tahu bahwa Xavier  membantu pria yang disukainya yang juga merupakan sahabat Xavier jadian pada wanita lain. Tapi saat itu, Xavier tidak bermaksud apa-apa melakukan hal itu, karena Xavier berpikir bahwa Frilia menyukainya ketika kelas XI dan tidak tau bahwa Frilia masik memiliki rasa pada Sahabat Xavier hingga kelas XII.
Xavier  semakin bingung dengan perasaannya dan pergumulan ini menghantuinya seiap hari. Pergumulan itu membawa Xavier  bedoa di Gereja menyerahkan semua pergumulannya pada Tuhan agar diberi petunjuk. Tetapi Xavier  semakin bingung karana kata hatinya menyuruh Xavier  agar terus memperjuangkan cintanya pada Frilia. Xavier  merasa itu jawaban dari doanya  dan Xavier  mulai mendengar kata hatinya.
Mulai saat itu juga Xavier  mulai mendekati Frilia lagi walaupun itu tidak mudah bagi Xavier. Xavier  mulai sms Frilia lagi. Saat itu, prestasi Belajar Xavier sangat merosot dan sering pulang lama kerumah ketika sepulang sekolaj. Hal itu membuat orangtua Xavier marah dan menyuruh Xavier mengundurkan diri dari ketua Brimantala. Xavier  manceritakan hal itu pada Frilia.
“Hai Frilia, apa kabar..?” sapa Xavier lewat SMS.
Frilia, “Hai juga, Kabar baik.. kamu apa kabar..?
Xavier,”ada sedikit masalah Frilia, Ayahku menyuruhku untuk mengundurkan diri dari Ketua Brimantala..”
Frilia,”kenapa begitu..?, kamu harus bisa mempertahankannya..!!!”
Xavier,”karena prestasi belajarku menurun dan Aku sering terlambat pulang kerumah sepulang sekolah..” balas Xavier.
Frilia,”Harus tetap Semangat.. kamu pasti bisa.. Hi..hi..13x..” balas Frilia memberi semangat.
Xavier,”makasi ya, akan aku usahakan.. tapi,kenapa ketawa kamu ada “13x” nya…?” Xavier sedikit Bingung..
Frilia membalas,”gapapa kok, biar jadi ciri khas aja.. kan nama aku ada ‘Wantri’ Jadi aku buat ‘13’.. dan kalian bisa ingat kalau ada sms gituan, itu aku”
Xavier,”ooo.. ia ya.. lucu juga.., ya sudah, selamat istirahat ya.. malam..”balas Xavier mengahiri pembicaraan melalui sms.
Frilia selalu mendukung Xavier supaya tidak mengundurkan diri dari jabatan Ketua Brimantala,begitu juga teman-teman Xavier yang lainnya. Saat itu Xavier yang telah membuat surat pengunduran diri, kembali memikirkan niatnya untuk berhenti jadi ketua. Akhirnya Xavier memutuskan untuk bertahan karena dukungan teman-temannya termasuk dukungan Frilia. Xavier  tidak tahu mengapa Frilia sangat mendukungnya. Xavier dan Frilia kembali dekat, walaupun Xavier tidak berharap banyak akan balasan Frilia pada perasaannya.
Pendakian gunung perdana bagi anggota baru dan bagi anggota lama yang pertama mendaki gunung. Sebagai ketua umum, Xavier bertanggungjawab penuh atas kegiatan tersebut. Gunung Sinabung Sumatera Utara (±2460 Mdpl) adalah gunung yang selalu menjadi pendakian perdana anggota Brimantala. Xavier mengajak Frilia mendaki bersama walaupun saat itu Frilia sudah senior, tetapi Frilia belum pernah mendaki Gunung.
Xavier,”Frilia, ikut kan ntar pendakian perdana Brimantala..?”
Frilia menjawab,”Aku gak bisa janji ya, diijinkan oleh orangtua atau gak..”
Xavier,”ntar aku jaga kok kamu disana.. hehe..”
“nanti aku pastikan ya..” Jawab Frilia..
Tiba hari keberangkatan, Frilia akhirnya diijinkan untuk ikut mendaki. Xavier sangat senang karena Xavier berencana akan menyatakan perasaanya Kepada Frilia di Puncak Gunung Sinabung. Mulai dari berangkat, Xavier sudah memperhatikan Frilia, tetapi perhatian penuh tidak bisa diberikan Xavier karena dia harus mengkordinasi semua anggota yang ikut. Itu sudah tugas Xavier sebagai ketua.
Hari itu sangat cerah, dan jam 08.30 pagi, merekapun mulai mendaki. Xavier sebagai Ketua memutuskan untuk menginap di Puncak, karena melihat cuaca cerah. Menginap dipuncak sangat jarang dilakukan oleh Pendaki saat itu dikarenakan takut cuaca buruk dan persediaan air dan semua perlengkapan harus dibawa. Tetapi Xavier tetap memutuskan untuk menginap di Puncak. Tanpa sadar, Xavier sudah kehilangan Frilia yang mendahuluaiya berangkat mendaki bersama teman-teman yang lain, karena Xavier harus mengkoordinir anggota baru untuk membawa semua peralatan kemah mulai dari tenda, logistik, Air, dan sebagainya. Setelah selesai mengkoordinir anggota baru, Xavier bergegas menyusul Frilia, dan menggunakan alasan bahwa Xavier akan mengkoordinir barisan depan. Dengan sedikit lari, Xavier menyusul Frilia dan ternyata Frilia mendaki bersana teman SMP-nya yang Xavier dengar juga menyukai Frilia. Beberapa Teman SMP Frilia bergabung bersama Brimantala saat pendakian setelah mendapat persetjuan semua pengurus. Xavier sedikit mengambil jarak. Disaat istrahat, Xavier mendekati Frilia dan langsung mengajak Frilia mendaki Bersama dan Frilia setuju dan sesekali dengan sedikit gugup, Xavier memegang tangan Frilia untuk membantu Frilia agar lebih mudah mendaki bebatuan yang menanjak. Xavier selalu memberi semangat Frilia dan anggota lainnya untuk mencapai Puncak.
4jam pendakian, akhirnya semua anggota sudah sampai di Puncak. Xavier dan beberapa Anggota yang saat itu sampai lebih awal, telah turun kekawah Gunung Sinabung yang berisi Belerang dan Bebatuan besar. Dengan semangat Xavier  menggulingkan batu-batu besar tersebut dan membentuknya menjadi sebuah tulisan.
“XAVIER LOVE FRILIA”
Kata itulah yang terbentuk dari susunan batu besar dikawah gunung itu dan dapat dilihat dari puncak gunung. Melihat itu, banyak anggota Brimantala yang tersenyum dan tertawa dan mereka memberitahunya kepada Frilia. Frilia yang saat itu terkejut bergegas melihat apa yang terjadi. Setelah melihat susunan batu itu Frilia berteriak,
“XAVIER GILA…!!!!” teriak Frilia dengan sangat keras..
Xavier  hanya  tersenyum dan diam saja karena Xavier  memang gila karena cinta Frilia. Hehe..
Xavier melakukan hal itu agar semua orang tahu bawa Xavier  mencintai Frilia dan setiap orang yang memiliki rasa yang sama dengan Xavier kepada Frilia mengetahui bahwa Xavier ketua Brimantala cinta pada Frilia. Setelah kejadian itu, Xavier kembali kepuncak dan masih disambut dengan senyuman dari Junior dan teman-teman Lainnya. Beda hal dengan teman SMP Frilia yang tadi bersamanya saat diawal mendaki, dia kecewa dengan apa yang terjadi. Disaat malam tiba, para junior diberi makan dan disuruh istirahat. Para senior laki-laki masih berkumpul bernyanyi dan bercerita-cerita.
Tengah malam, di udara dingin, Xavier dan temannya merasa lapar sehingga mereka memutuskan untuk memasak makanan, dengan sayup-sayup Xavier mendengar pembicaraan teman-teman SMP Frilia di dekat tenda mereka.
“gimana cewek tadi, lumayan juga..”kata salah satu dari mereka.
Seseorang menjawab,”ooh.. aku lebih baik menyerah saja, karena Ketua itu juga menyukainya, dia sudah menyatakannya tadi lewat susunan batu dikawah itu.. jadi sudah susah mendapatkannya..”
Dengan nada suara yang lemas dia mengatakan hal itu, kemungkinan dia adalah teman SMP Frilia yang mengajak Frilia mendaki di awal tadi, dan ternyata dia juga menyukai Frilia. Mendengar pembicaraan itu, Xavier hanya bisa menahan tawa dan melanjutkan masakannya.
Keesokan harinya, Kabut menyelimuti puncak Sinabung sehingga mereka tidak bisa menikmati matahari terbit “sunrise” dan pukul 10.00 pagi,setelah serapan, Xavier memutuskan agar semua pendaki turun ke dasar.  Xavier menemani Frilia melewati medan yang berat yang dinamakan “Jalur Patah Hati”, dan setelah itu, Xavier memutuska untuk meninggalkan Frilia bersama teman-temannya dan Turun lebih awal dengan anggota yang lain.
Hari Aktif di sekolah mulai lagi. Xavier dan Frilia menjalani hari-harinya seperti biasa, tetapi ketika hari sabtu tiba yang merupakan hari latihan organisasi di SMA Negeri 2 Pematang Siantar, Xavier mengajak Frilia untuk jalan keliling kota setelah selesai latihan. Frilia pun menyetujuinya. Xavier yang ditemani Herwin Halasan Simangungsong, dan Frilia ditemani Wati teman organisasi Brimantala dan juga sahabat Frilia, pergi keliling Kota. Mereka makan bersama, mulai makan durian, minum jus, dan makan pangsit. Lalu mereka kembali kerumah masing-masing. Sabtu berikutnya, Xavier juga mengajak Frilia jalan-jalan. Sebelum latihan, Xavier menjual semua barang-barang bekas yang ada dirumahnya kepada pengepul yang tidak jauh dari rumahnya agar memiliki uang untuk jalan-jalan dengan Frilia. Setelah selesai Latihan Brimantala, Xavier, Herwin, Wati, dan Frilia kembali jalan bersama ke Siantar Plaza. Mereka memesan minuman disana. Walapun Xavier merasa harga makanan disana mahal, dia tidak begitu memikirkannya karena telah memiliki uang hasil penjualan barang bekasnya tadi siang. Saat akan Pulang, Xavier kesal melihat Frilia yang memesan minuman, tetapi tidak menghabiskanya. Wati pun berinisyatif untuk menghabiskan minuman Frilia. Sabtu berikutnya Xavier kembali mengajak Frilia, tapi kali ini Frilia menolaknya dan Frilia pergi disaat Xavier masih melatih Brimantala. Hal itu memberi kekecewaan pada Xavier. Akhirnya Xavier dan Herwin menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran di Lapangan Adam Malik sambil minum minuman ringan.
Suatu hari, disaat Xavier, Redi, dan Herwin jalan bersama, Redi meminta Xavier mengubah foto Profil jejaring sosialnya (saat itu ialah Friendster) melalui Hp Xavier.
”Xavier, bisa kau ganti dulu Foto Profil Friendsterku..?” tanya Redi,
Xavier menjawab,”bisa, sinilah email dan pasword mu..”
“nanti aja aku sms ya.“ jawab Redi,
Xavier”sinilah, biar cepat, ni aku juga lagi buka Friendster..” Xavier sedikit heran mengapa Redi begitu merahasiakan paswordnya.
“ah, nanti aja.. gmn hubunganmu kau sama Frilia..?” Tanya Redi tiba-tiba,
“masih sekedar teman kok.., ada apa?”Jawab Xavier sedikit heran karena Redi tiba-tiba menanyakan hal itu,
“ga papa kok… oklah, nanti  aku sms ya..” Balas Redi sambil pergi meninggalkan Xavier dan herwin.
“oklah kalau begitu..” balas Xavier
Xavier dan Herwin melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah masing-masing. Sesampai dirumah Xavier menerima sms dari Redi dan terkejut ketika Redi menuliskan bahwa pasword Friendsternya adalah memakai nama Frilia, tetapi Xavier tidak menanyakannya pada Redi. Malam itu, Xavier kembali sms Frilia.
Xavier,”hai Frilia,, Lagi pain..?”
Frilia,”lagi duduk-duduk aja..”
Xavier,”aku mau tanya sesuatu sama kamu…”
“ya bilang saja, ada apa..?” tanya Frilia penasaran
Xavier membalas,”gimana hubungan mu sama redi..?
“Mereka hanya sahabat kok, emangnya ada apa? Jawab Frilia bingung,
Balas Xavier,”kamu gak ada perasaan lagi sama dia..?”
Frilia,”Mereka sudah jadi teman biasa kok, dan aku menganggapnya hanya sahabat.. kenapa kamu tiba-tiba nanya itu..?” Frilia semakin penasaran,
“Tadi Redi sms pasword Friendsternya ke aku, dan ternyata paswordnya nama kamu.,”Jawab Xavier
Frilia membalas.”ya, itu kan urusan dia, aku juga gak tau kenapa namaku dibuatnya jadi paswordnya..”
“maaf ya jadi ikut campur.. tapi, kenapa kamu gak mau pacaran?” Tanya Xavier sedikit Berani..
Frilia Membalas,”Aku lebih senang bersahabat dan aku gak percaya cinta, karena cinta itu hanya merusak persahabatan dan hanya membuat sakit hati..jadi aku belum mau pacaran”
 “mengapa dulu kau dekat ama temanku dan sepertinya kamu cinta dia, dan sekarang kamu bilang ga mau pacaran?” Tanya Xavier lagi,
“Siapa bilang aku suka, aku gak percaya cinta.. pacaran itu hanya membuat sakit hati.” Jawab Frilia,
Xavier,”kalau aku membantu kamu supaya menganggap Cinta itu tidak menyakitkan mau gak.”
Frilia,”aku juga sudah menganggap kamu sahabatku Xavier, dan aku gak mau merusak persahabatan kita.”
Xavier hanya terdiam dan tidak membalas sms itu, dia kecewa ketika Frilia hanya menggapnya sahabat da mengatakan  kalau dia tidak percaya pada cinta. Padahal saat itu Xavier  sangat serius padanya dan Xavier  bukanlah pria yang mudah membuka hati pada wanita dan tidak mudah mengatakan cinta, tetapi Frilia belum menyadari Hal itu.
Sejak saat itu, Xavier  mulai cuek lagi dengan yang namanyanya. Xavier masih memegang prinsip “semua wanita yang mempermainkan/cuek sama Xavier, akan minta baikan lagi pada Xavier suatu saat nanti...”(Kisah Cinta Pria Pemalu 1). Mulai saat itu Xavier  sangat cuek dengan yang namanya wanita sehingga banyak teman-teman wanita Xavier  mengatakan bahwa Xavier  sudah berubah dan selalu buat wanita sakit hati. Suatu ketika ketika kelas XII-IPA2 mendapat tugas untuk membawa kebaktian jumat di sekolah. Hari Merekas para siswa beragama Kristen latihan bersama. Disana juga ada wani (Wani pada Cerita Kisah Cinta Pria Pemalu Bagian 2), WAni melihat Xavier dengan tatapan tajam, tetapi Xavier tidak mau melihat Wani dan Xavier memalingkan wajahnya dari Wani, dan tiba-tiba Wani membanting kursi disebelahnya dan menangis keluar ruangan, melihat itu, semua teman-teman Xavier heran dan mengarahkan pandangan pada Xavier.
“Kenapa dia Xavier..? kalian ada masalah..?” Tanya Herwin dan teman-teman Lainnya..
Xavier menjawab,”aku juga gak tau kenapa dia tiba-tiba gitu..” dengan nada sedikit heran juga dan langsung keluar menemui Wani..
“Kamu kenapa Wan..?” Tanya Xavier dengan nada pelan..
“ga papa..”jawab wani yang masih terisak-isak karena menangis,
Xavier,”aku bingun kalau kamu bersikap begini, dan teman-teman juga jadi menyalahkan aku.., sebenarnya ada apa..? ayo ceritakan aja…”
Dengan sedikit terpatah-patah, wani Menjawab,”kenapa kamu berubah? Kamu gak seperti Xavier yang dulu kukenal..” Jawab Wani. Xavier hanya diam..
“Kamu sekarang cuek sama cewek, termasuk aku.. kalau dilihat selalu buang muka, kamu benci sama ku..?” kata Wani melanjutkan jawabannya..
Xavier menjawab,”bukannya ini keinginan kamu..? kamu kan yang suruh aku menjauhi kamu  dan jangan mengganggumu dan sampai kamu menyuruh pacarmu untuk melarang aku mendekati kamu..” dengan sedikit kesal Xavier mengatakan apa yang dulu wani sampaikan..
“dulu itu aku hanya bercanda, au gak serius..” jawab Wani dengan suara serak karena menagis,
“kamu menyuruh pacarmu supaya aku gak mengganggumu, padahal aku gak pernah mengganggu kamu, apa itu termasuk bercanda..?” balas Xavier sedikit kesal..
“aku minta maaf, tolong maaffin aku.. aku mau kamu seperti Xavier yang dulu, yang lemah lembut, baik kepada Wanita dan Perhatian..” Jawab Wani sambil menunduk..
Xavier,”aku maafkan kok, aku kan hanya ikuti mau mu, itu sebabnya aku bersikap demikian sama mu..,”
“mulai sekarang kita teman lagi ya..!!!” tanya wani..
“ia, aku pergi dulu ya..”jawab Xavier lalu pergi bermain Basket bersama teman-temannya..
Sabtu, sepulang latihan Brimantala, Xavier berkumpul bersama teman-temnya Pengurus dirumah Wati. Disana ada Xavier, Jeki dan  Wati. Mereka bertiga berbicara mengenai oganisasi. Tiba-tiba Wati bertanya,”Xavier, gimana hubungan kamu sama Frilia?”
“ya, biasa aja.. sepertinya gak jodoh Mereka, lagian kan bukan hanya Frilia cewek didunia ini.. hehe” Jawab Xavier dengan nada keputusasaan dan Bercanda..
“kalau kamu gimana Jeki dengan si dia..?” Tanya Wati,
“Lancar-lancar saja Wati..” jwab Jeki
Xavier merenungkan perasaannya, dia bingung dengan apa yang dirasakannya karena Frilia tidak seperti wanita yang lainnya yang sesuai dengan prinsip Xavier dimana mereka akan kembali minta baikan sama Xavier. Walaupun ada beberapa wanita yang mendekatinya, dia tidak memiliki perasaan apa-apa yang spesial selain kepada Frilia. Keesokan harinya, didalam kebaktian Ibadah minggu, Xavier  berdoa meminta petunjuk Tuhan,
“Tuhan, jika memang dia bukanlah tulang rusukku pemberian mu, jauhkan dan hilangkanlah perasaan ini dariku, tetapi jika dia memanglah jodohku, kuatkanlah perasaan ini dan tunjukkanlah aku jalan.. Amin.”
 Mulai saat itu, Kata hati Xavier selalu tidak berubah. Sejak Saat itu, Xavier kembali serius mengejar Frilia, Xavier  katakana isi hatinya lagi pada Frilia melalui sms.
Xavier,”hai Frilia, gimana kabar..?”
Frilia,”baik..,kamu..? tadi gereja kan..?”
“baik juga, kamu dah percaya cinta?”tanya Xavier memberanikan diri.
Frilia menjawab,”aku masih takut aja Xavier, aku takut karena itu nanti persahabatan rusak..”
“kenapa harus takut, justru didalan cinta itu kan ada persahabatan” jawab Xavier meyakinkan Frilia.
Balas Frilia,”aku tau sih itu, tapi aku belum yakin aja Xavier.”
Xavier,”kamu gak yakin sama aku, apa aku kelihatan gak serius sama mu..,?” tanya Xavier kembali..
“bukan aku gak percaya,..”balas Frilia singkat
Xavier,”Perasaan mu gimana sama ku? Jujur aja.. aku terima kok apapun jawab mu.. aku bukanlah orang yang mudah jatuh cinta dan mudah serius..” Xavier mulai serius,
“emang harus aku jawab ya..?” balas Frilia
Xavier,”ia, aku mau tau jawaban mu..”
“Aku mau menjawabnya jika kamu katakan langsung samaku apa yang kamu rasakan..” Balas Frilia..
“benar ya, aku akan ungkapkan perasaannya sama mu.. tap janji jawab ya..!!!”balas Xavier sedikit bersemangat..
“ia Xavier..” Jawab Frilia..
Malam itu semuanya terasa mulai terbuka. Xavier mulai mempersiapkan dirinya untuk berbicra langsung pada Frilia. Keesokan harinya Xavier  berencana ungkapkan isihatinya langsung kepada Frilia. Sepulang sekolah, Xavier memberi pengarahan kepada Anggota Brimantala yang seperti biasanya setiap senin kumpul untuk  mendata alasan anggota yang tidak latihan Sabtu, Xavier melihat Frilia datang sehingga hati Xavier senang, tetapi terjadi hal yang tidak Xavier  duga. Saat itu ada teman Xavier yang mengungkapkan rasa cintanya pada Frilia sehingga Xavier  membatalkan niatnya hari itu untuk mengungkapkan langsung perasaannya. Disaat akan keluar gerbang sekolah, Xavier dan teman-temannya melihat Frilia dan pria yang baru saja menyatakan Cintanya, sehingga teman-teman Xavier bernyanyi lagu Andra untuk menyindir mereka dan Xavier, “Sakit hatiku…Remuk Jantungku.. Melihat dirimu.. bersama dirinya..”, kata mereka sambil tertawa.. Xavier juga ikut tertawa melihat tingkah teman-temannya. Malam harinya, Frilia sms Xavier..
Frilia,”Kenapa tadi langsung pulang..?”
“tadi kan kamu lagi sama kawan tu, jadi gak enak aja mengganggu..”Balas Xavier sdikit cemburu.
Frilia,”tadi dia menyatakan perasaannya samaku, tapi aku gak terima kok dan bilang supaya Mereka jadi teman aja..” balas Frilia..
“oo.. gimana jawaban yang semalam..?” Tanya Xavier,
Frilia,”kan aku sudah bilang, aku akan jawab kalau kamu ungkapkan langsung ke Aku..”
“aku pasti akan mengungkapkannya, kamu tunggu aja ya..” Balas Xavier dan menjadi akhir sms mereka.
Sehingga tepat pada tanggal 15 november 2008, dan tepat pada malam minggu, Xavier  mengajak Frilia makan sepulang latihan Brimantala. Seperti biasa, mereka jalan berempat yaitu Xavier, Frilia, Herwin, dan Wati. Setelah selesai mereka makan, mereka naik angkutan kota yang sama. Ketika Frilia turun, Xavier juga ikut turun dan disusul Herwin, sedangkan Wati melanjutkan perjalanan dengan Angkot tersebut. Xavier mengantar Frilia menuju rumahnya dan herwin pengertian dengan memperlambat langkah, sehingga Xavier dan Frilia jalan berdua menyusuri gang Menuju Rumah Frilia. Kesempatan itu tidak dilewatkan Xavier. Xavier langsung mengungkapkan isi hatinya pada Frilia.
Xavier,“Frilia, Xavier  sayang dan suka ama kamu..Frilia berpura-pura tidak mendengarkan Xavier, dan Xavier  mengulangi lagi kata-katanya.
“Frilia, Xavier  sayang dan suka ama kamu.. Kata Xavier sedikit Keras.
“apa..?”Jawab Frilia dengan sedikit bercanda dan terus melangkah.
Xavier,”Aku sayang sama mu.. aku suka sama mu..”
“Jadi kenapa..?”jawab Frilia lagi sedikit gugup,
Xavier membalas,”kan kamu dah janji akan jawab kalau aku katakan langsung..”dengan nada sedikit kesal..
“maaf ya, aku belum bisa jawab sekarang.. maaf ya Xavier, walaupun aku janji..” Balas Frilia dengan suara nyaring sambil menunduk.,
“jadi kapan..?” Jawab Xavier.
“aku akan jawab setelah selesai ujian ya..!” Balas Frilia
           

Tetapi dia katakana belum bisa jawab sekarang, dan Xavier  katakana lagi “ tapi kamu janji akan jawab kalau Xavier  katakana langsung” dan dia katakana belum bisa jawab dan suruh Xavier  menunggu hingga akhir ujian, Xavier  Tanya apakah ujian akhir sekolah?, dan dia jawab ujian semester. Dan Xavier  setuju dan berjanji menunggu dia.
Xavier  pulang dengan perasaan hampa dan sedikit kecewa karena merasa dibohongi. Xavier  merasa dia tidak serius padXavier , namun hatiku selalu berkata lain dan menyuruh Xavier  menunggunya. Satu bulan menunggu membuat Xavier  mulai tidak sabar dan kamu katakan “gak sabar lagi kau menunggu Xavier ?”, dan kata itu sering dia katakana padXavier  dan Xavier  memilih sabar. Ada juga teman-teman wanitanya yang mengatakan agar segera menerimXavier  dan katakana “jangan sampai nyesal nanti kau”. Saat itu adalah musim natal. Xavier  katakana pada teman satu gereja dihari jumat, bahwa besok Xavier  akan dapat pacar dan mereka tertawa. Hingga tibalah waktu yang dia janjikan yaitu selesai ujian semester. Suatu saat, sore sepulang dia bimbel, Xavier  meminta ijin menjemputnya karena hujan, ia pun mengijinkannya. Dengan mantel hujan Xavier  menuju tempat bimbelnya medica. Sesampai disana Xavier  panggil dia, tetapi dia masi malu – malu. Xavier  pun memanggilnya lagi dan akhirnya dia pun mau. Tetapi dia tidak mau masuk kedalam mantel hujan karena malu dan dia akhirnya mandi hujan. Dia juga duduk jauh diujung tempat duduk sepeda motorku dan teman – teman Mereka yang lain menyorakin Mereka. Hihihi…
Tepat malam minggu 13Desember2008, Xavier  ajak dia jalan lagi dan sepulang dari makan, Mereka mandi hujan dan Xavier  antar dia pulang dengan motor yang Xavier  pinjam dai papa dengan alas an kalau mala mini Xavier  akan punya pacar.hihihihihi... Sesampai disamping rumahnya, Xavier  menattap matanya, dan dia bingung. Lalu Xavier  katakana “Frilia,Xavier  mahu jawabannya sekarang sesuai janjimu”, lali dia jawab “ia” tetapi Xavier  pura-pura tidak dengar dan katakana”apa?” dan dia jawab lagi dengan menunduk dan malu-malu “ia, jawabannya ia. Xavier  mau” saat itu gerimis sepertinya member berkat padXavier  dan hatiku dipenuhi dengan rasa syukur dan bahagia. LaluXavier  ucapkan terimakasih padanya dan Xavier  permisi mau pulang. Malam itu terjawab sudah pertanyaan hatiku selama ini dan hal itu disaksikan teman dekatku Dirga.
Hari demi hari Mereka jalani dan masih malu-malu. Tetapi rasa sukacita ini tidak bertahan lama. Xavier  mulai melihat dia sepertinya tidak serius padXavier . Dia berfoto bergandengan dan begitu mesra dengan teman-teman p
ria ku dan dia juga berfoto di depanku. Dia juga katakana dia malas pacaran di depan matXavier . Xavier  sangat sakit hati dan kecewa. Lalu Xavier  tanyakan keseriusannya padXavier . Xavier  katakana Xavier  bukan pria yang suka main-main masalah hati. Dan Xavier  suruh dia menentukan pilihannya mau serius apa tidak. Saat itu Xavier  sangat keewa sama dia. Xavier  merasa bahwa Xavier  hanya pelarian dia dan dia hanya bermain-main denganku, tetapi dia mau berjanji akan berubah dan Xavier  menunggu perubahannya itu karena Xavier  juga sangat mencintainya walaupun dia tidak mencintaiku.
Tetapi hal ini terulang kembali saat dia mengajakku liburan kedanau toba, tetapi saat itu Xavier  belum bisa memastikan Xavier  bisa ikut sehingga dia marah padXavier . Frilia berpikir apa guna punya pacar kalau tidak bisa diajak jalan, tetapi Xavier  tetap bersabar. Kemudian Mereka pun akhirnya jadi ke danau toba bersama dengan teman-teman Mereka serta, silvia dengan pacarnya. Meraka merupakan sahabat pacarku.
Saat Frilia ulang tahun, saat itu tepat hari sabtu. Saat itu, ada teman yang pernah juga suka padanya tiba – tiba menarik tangannya dan mengajaknya keruang osis. Xavier  pun heran tetapi Xavier  berusaha berpikir tenang. Saat itu, Xavier  dan teman Xavier dirge ingin jajan ke kantin. Eh ternyata ketika lewat ruang osis, Xavier  dipanggil salah satu temanku cewek bernama judika yang juga ingin merayakan ulang tahun kekasihku. Xavier  dan dirg
a pun jadinya ikut merayakan ulang tahun pacar Xavier yang awalnya direncanakan jonathan buat Frilia, seolah-olah acara kecil-kecilan tersebut menjadi milikku dan kekasihku. Mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan Xavier  awalnya memotong roti dan menyuap kekasihku, lalu dia juga suap Xavier . Xavier  lihat jonathan sedikit tidak senang, tetapi Xavier  juga berpikir “ masa dia yang pertama rayain ultah pacarku..”, hihihihihi..
Sepulang latihan organisasi, Mereka berencana merayakan ulang tahunnya dirumah serta. Sebelum pulang, Xavier  melihat dia duduk dengan teman smp nya. Temannya itu menganggu-ganggu dia, Xavier  melihatnya dan Xavier  marah. Di tempat serta, Frilia tanpa sadar berkata, “inilah makanya malas Xavier  pacaran, sama teman pun dilarang.” Xavier  sangat terkejut mendengarnya. Dan ia baru sadar kalau Xavier  ada dsampingnya saat dia berkata demikian. Xavier  diam saja dengan menyimpan sakit hati agar tidak merusak acara ulang tahunnya. Esok harinya Xavier  Tanya dia tentang perkataannya semalam, dia mengatakan bahwa ia tidak sadar Xavier  dsampingnya saat dia berkata demikian, Xavier  menjawab,”jadi kalau Xavier  tidak dsampungmu kamu akan sering berkata demikian? Kalu malas pacaran ya udah bilang saja padXavier . Xavier  marah kan karena dia colek-colek pipimu, jadi wajar Xavier  marah.” Akhirnya diapun meminta maaf dan Xavier  memaafkannya.
Semakin lama Xavier  berjalan bersamanya, Xavier  mulai merasakan ketulusan cintanya walaupun pada awalnya dia hanya coba-coba menjalaninya denganku. Dan ia jujur padXavier  bahwa saat dia melarang Xavier  mengundukan diri dari ketua BRIMANTALA, karena dia tahu Xavier  akan jadi pacarnya suatu saat nanti dan dia mau memiliki pacar ketua BRIMANTALA. Xavier  senang mendengar kata-kata itu karena dengan Xavier  tahu itu, Xavier  juga tahu dia dulu pernah memiliki perasaan padXavier  walaupun itu sediki. Hi..hi.hi..
Tidak mudah untuk mencintai dan mendapatkan hatinya, dan tak mudah juga untuk mempertahankannya.
Sebulan menjadi dua bulan, Mereka jalani hubungan ini. Tepat pada tgl 12 february, 2 hari sebelum valentine, Xavier  jemput dia ke tempat lesnya. Dia satu les dengan temanku Triwani Purba yang juga pernah dekat denganku. Mereka pun berjalan menuju jalan utama untuk naik angkot bersama teman – teman yag lainnya. Saat itu, Xavier  berjalan diantara Frilia pacarQ dan triwani. Triwani ajak Xavier  bicara dan Xavier  juga menjawabnya. Lalu Mereka berpisah dimana Xavier  dan Frilia berjalan berdua menuju rumahnya yg tidak jauh juga dari tempaat les malam ku. Selama perjalanan, dia pun diam terus tanpa Xavier  tau sebabnya, sehingga Xavier pun bingung menghadapinya. Keesokan harinya, Mereka kebaktian bersama disekolah, tetapi dia tetap saja diam. Selesai kebaktian, Xavier pun menanyakn kepada dia alasan mengapa dia mendiamin Xavier , tetapi dia diam saja sehingga Xavier  meninggalkan dia disana dan pulang kerumah sendiri. Ternyata setelah Xavier  pergi, dia menangis dan teman ku melihatnya. Temankupun memberitahu hal itu padXavier . Malamnya, Xavier  sedang les dihubunginya dan ternyata dia beri Xavier  kado buat valentine esok hari. Kadonya besar sehingga teman2ku tertawa melihatku membawanya ketempat les. Dan malam itu juga, sepulang les Xavier  dengan teman-teman ku membeli kado valentine buat pacar masing – masing. Saat itu uangku tidak ada sehingga Xavier  meminjam uang teman buat membeli sebuah boneka dolpin buat Frilia yang kusayang. Keesokan harinya, Xavier  pun memberikan kadoku, tetapi tidak ada coklat karena Xavier  gak punya uang membelinya. Frilia pun merasa aneh krn dihari valentine Xavier  ga memberinya coklat padahal biasanya banyak yg member dia coklat disaat valentine. Xavier pun ikut merasa bersalah sehingga Xavier  meminta uang abangku untuk membeli coklat yang berharga Rp 500 / potongnya lalu Xavier  beri padanya. Sore itu dia ajak Xavier  jalan-jalan walupun Xavier  gak punya uang, di katakana bahwa ia akan mentraktirku. Begitulah kisah suram masa valentine pertamXavier  dengannya kekasihku.
Setelah hal itu, Mereka pun saling terbuka satu sama lain. Setiap pulang sekolah setelah Xavier  bermain basket, Mereka berjalan kearah parluasan, daerah dekat rumahku dan dari sana dia naik angkot menuju rumahnya. Setiap harinya Mereka lXavier kan hal yang sama. Karena Xavier  lihat dia sering kurang minum, Xavier  pun membawakan bontot minum dari rumah buat dia. Tetapi Xavier  sering kecewa karena bukan dia yang meminum air putih yang Xavier  bawakan melainkan orang lain. Xavier  pun peringatin dia dan diapun sedikit demi sedikit mau meminum air yang Xavier  bawa.
Saat kelas 3 SMA, Xavier bimbel (bimbingan belajar) malam di SSC yang tidak jauh dari rumah Frilia. Setiap sore Xavier pergi ke MEDICA yg merupakan tempat kekasihku BIMBEL dan dari sana Mereka jalan kaki menuju rumahnya. Sebenarnya, Xavier sering bawa sepeda motor ke tempat bimbel. Tetapi Frilia tidak suka naik motor agar tidak terlalu cepat sampai dirumahnya, sehingga Xavier  memarkirkan motorku di tempat bimbelku dan Xavier  naik angkot menuju tempat bilbelnya. Saat itu adalah saat – saat indah masa SMA, setiap tanggal 13 Mereka memperingati tanggal jadian Mereka dengan mengucapkan harapan – harapan Mereka masing – masing.
Tepat 5 bulan hubungan Mereka yaitu tanggal 13 mei 2009, Mereka pun pergi ke perkebunan sidamanik. Disana Mereka duduk-nduduk ditaman kebun. Ternyata, dsana dilarang buat pengunjung sehingga Mereka pun di usir oleh sapam dan Mereka pun meminta ijin waktu sebentar. Saat itu Frilia memberiku farfum casablanka dan kalung berbentuk setengah hati. Lalu Xavier pun memasangkan kalung sebelah hati ke lehernya. Lalu Mereka makan dan pulang.
Pejalanan Mereka selanjutnya yaitu kekebunku yang jauh dari tempat tinggal Mereka, sekitar 50km dari kota kediaman Mereka. Saat itu Xavier  ingin dia tahu kehidupanku sebenarnya. Mereka beangkat dengan menaiki Bis Cepat dan ssampai sekitar 1jam kemudian. Saat itu jalan raya kekampung Xavier sangat rusak sehingga bis yang Mereka tumpangi bergoyang – goyang. Seorang ibu pedagang kaki lima yg menaiki bi situ mengatakan kepada Mereka , “kalu pengantin baru, gak usa cape lagi ya goyang” dan ibu-ibu yang lain tertawa. Xavier  memikirkan kata-kata ibu tadi, ternyata dia mengira Mereka adalah pengantin baru, padahal saat itu Mereka masih kelas 3 SMA.
Tak terasa, sampailah ditempat tujuan Mereka. Tak disanggka, jalan menuju kebun Xavier sangat becek dan dipenuhi lumpur. Tetapi Frilia tetap ingin lanjutkan perjalanan. Akhirnya dia menggulung jeans yang dipakainya dan melepas sendalnya.. Merekapun melintasi jalan yang menyerupai lembah dan bukit. Tempat kebun Xavier sering disebut orang sekitar “juma Parporangan” yang artinya ialah kebun yang merupakan tempat peperangan jaman dahulu. Merekapun sampai kekebun saya. Frilia telihat sangat kelelahan dan Mereka pun beristrahat di gubuk yang didirikan ayahku. Mereka mengabadikan perjalanan itu dengan mengambil beberapa foto. Dikebun itu, Xavier memasak mie instan, lalu membakar serta merebus ubi jalar dengan api yang dihasilkan kayu bakar.
Setelah kenyang, sayapun memperkenalkan beberapa tanaman yang ada dikebun itu kepadanya, lalu Mereka pulang dengan melintasi jalan mendaki yang penuh lumpur. Sebelum menaiki Bis, Mereka singgah dirumah kakek Xavier dan Merekamembasuh kaki yang dipenuhi lumpur disana. Lalu Mereka pamitan dan saat di Bis, Frilia kelihatan sangat kelelahan dandiapun tetidur dipangkuanku dan tertidur pulas didalam Bis yang selalu bergoyang akibat jalan raya yang rusak. Sesampai di Siantar, Xavier mengantarnya Pulang kerumah dan disitulah Mereka berpisah dihari itu. Sesampai dirumah, Xavier menceritakan perjalanan Xavier kekeluarga Xavier dan mereka tertawa. Ayah Xavier bekata, “kamu ini gimanasih?, seharusnya kita mengajak Pacar kita ketempat wisata seperti danau toba. Kamu malah bawa dia kesawah”, semua pun tertawa.
Akhirnya, Ujian Nasional SMA pun tiba dan Mereka menjalaninya, kemudian Xavier berencana melanjutkan ABimbel Xavier ke Intensif (bimbel menuju SNMPTN), tetapi orangtua say tidak mengijinkan Xavier karena mereka mengatakan tidak memiliki uang yang cukup untuk menguliahkan saya, karena saat itu kakak Xavier juga sedang menempuh perkuliahan sem.6. tetapi Xavier tetap ingin pergi. Xavier berpikir, bahwa Tuhan akan member Xavier jalan. Tibalah hari dimana Xavier akan pergi menuju kota medan untuk melanjutkan bimbingan belajar saya. Saat itu Xavier hendak melarikan diri dari rumah, tetapi Ayah Xavier langsung memanggil saya. Lalu terjadilah dialog antara Xavier ibu dan ayah.
Ayah : “kamu mau kemana/ kenapa mau langsung pergi saja?”
Xavier : “ Xavier mau kemedan Yah, Xavier mau intensif”
Ibu :”kamu punya uang?”
Xavier : “ nanti Xavier jual Hp Xavier aja”
Ayah : “kan sia-sia juga kamu bimbel kalau nanti Mereka juga tidak punya uang menguliahkan mu.”
Xavier : “Xavier coba ujian dulu Yah, sekaligus Xavier mau coba test Akpol disana, ntar kalau Xavier lulus, tuhan pasti sudah menyediakan jalan untuk saya”
Ayah : “Tungu sebentar disini”

Ayah Xavier pegi sekitar 15 menit, kemudian dating kembaali dan mengeluarkan uang dari sXavier nya beserta surat gadai. Melihat itu Xavier terkejut. Tenyata ayah Xavier pergi kepenggadaian untuk menggadaikan cicin pernikahan orangtua saya. Melihat itu Xavier sangat merasa bersalah. Xavier pun diam saja melihatnya. Lalu ayah Xavier member Xavier uang 500rb yang akan aXavier gunakan sebagai ongkos dan uang makan Xavier serta uang kos selama sebulan. Lalu ayah Xavier menasehati Xavier dan sayapun pergi. Distu juga kekasih Xavier member Xavier semangat dan saat itu Mereka berpisah karena tempat bimbel Mereka berbeda. Selama bimbel Mereka ketemu skali dalam seminggu, dan disinilah Xavier mulai member ciuman dikeningnya setiap Mereka mau berpisah dan itu jadi kebiasaan saya. Xavier menemuinya jika Xavier sedang ujian masuk Akpol, kaena Xavier melewati tempat kosnya, Mereka juga sering Gereja bareng. Mereka juga sering teleponan. Di tempat kos Xavier sangat ramai sekali. Dimana didalam satu kamar Mereka tidur 8 orang karena Mereka 12orang didalam 1 kontrakan. Mereka menamakan diriMereka AKAR (Anak Kos siantAR). Kebetulan 2 teman kos Xavier juga memiliki pacar yang kos diskitar kos paca Xavier juga, sehingga Mereka sering bertiga pergi bersamaan mengunjungi pacar. Lando dan Daniel nama teman Xavier itu. Setiap Mereka kencan, Mereka pulang juga bareng. Tetapi Daniel selalu lebih lama pacaran sehingga Mereka sering menjemputnya kekos pacarnya sebelum Mereka pulang, dan tidak jarangjuga Xavier dan lando menunggu Daniel selesai.
Tepattanggal 26 juni 2009,yaitu hari ulang tahun saya. Frilia mengajak Xavier jalan dengan maksud merayakan ulang tahunku bersamanya. Hari ini adalah hari ulang tahunku yang pertama kali dirayakan dan pertama kali merayakan dengan kekasihku. Setelah membeli kue ulang tahun, Mereka bingung mencari tempat merayakannya. Mereka pergi kesebuah taman, tetapi Mereka lupa membeli korek api untuk menghidupkan lilinnya. Akhirnya Mereka merayakannya disebuah rumah makan, dan ada seorang anak perempuan yang masih kecil mengamen, sehingga Mereka suruh menyanyikan lagu selamat ulangtahun buatku, lalu Mereka memberinya uang.
Tidak terasa satu bualan telah Xavier jalani intensif dan mulai terancam keuangan yang semakin menipis. Malamitu Mereka berencana pulang kesiantarkarena ingin mengambil Ijasah sementara setelah Mereka dinyatakan lulus UAN SMA. Saat itu Xavier baru ujian kesehatan AKPOL, lalu Xavier  jemput Frilia kekosnya, lalu Mereka menujui kosku mengambil barang-barang, lalu Mereka pergi menaiki angkot menuju terminal AMPLAS Medan. Ternyata BIS sudah tidak ada lagi karena sudah pukul 10.00pm dan Mereka menunggu BIS yang lewat. Satu jam kemudian, sebuah mobil pribadi berhenti didepan Mereka dan menawarkan tumpangan dengan membayar 50rb rupiah untuk berdua,. Sesampi disiantar, supir mobil tersebut berniat menurunkan Mereka disebuah pesimpangan yang masih jauh dari rumah saya. Sayapun memaksa supir mengantar Mereka keteminal pematang siantar yang berjarak 300meter dari rumah saya. Dan supirnya pun akhirnya mengalah. Malam itu Mereka tidur dirumah saya.Pagi harinya Xavier antar Frilia kerumahnya. Esok harinya Mereka pergi kesekolah dan mengambil izajah sementara. Kemudian Merekapun kembali ke Medan. Xavier diberi uang 300rb untuk makan Xavier di medan. Xavier menggunakan uang itu sebaik mungkin supaya cukup untuk saya.
Pengumuman ujian pertama pun keluar, yaitu UMB ( Ujian Masuk Bersama) dan sya serta pacar dan teman Xavier tidak lulus. Merekapun banyak kecewa. Bgitu juga dengan kedua orangtua saya. Kekecewaan itu juga bertambah setelah Xavier dinyatakan gagal dalam test psikotes AKPOL. Akhirnya ayah Xavier bilang, “Semunya Gagal, prcuma semuanya”, Xavier hanya diam saja. Disitu, Frilia juga menangis karena gagal. Akhirnya Xavier bedoa, “kehendak-Mu lah jadi Tuhan dalam hidupku, dan ajar Xavier  melXavier kan kehendak-Mu”esok harinya, Mereka pergi meninjau lokasi ujian SNMPTN yang akan diadakan 2 hari kemudian. Sepulang dari situ, kekasihku membelikan Sendal untukkukrn sandal Xavier putus. Dua hari kemudian, Ujian SNMPTN pun berlangsung. Xavier hanya berdoa. Pilihan Xavier pun ditentukan oleh kakak saya. Xavier pergi bersama kekasih Xavier Frilia ketempat ujian. Xavier menjalani ujian dengan sungguh-sungguh tetapi sedikit pasrah karena Xavier merasa tidak mampu. Xavier menyesal selama SMA bermain-main tanpa belajar. Selesai ujian, Xavier merasa lega. Ternyata soal TPA nya persis seperti soal psikotes ketika Xavier ujian di AKPOL. Tetapi hanya itu yang dapat Xavier banggakan, karena Xavier tidak yakin dengan soal-soal yang lainnya.
Tiga hari kemudian, Mereka pulang ke Siantar karena telah selesai intensif. 50 hari disiantar Xavier jalani dengan membantu orang tua saya. Rasa bosan mulai mengganggu pikiran saya. Banyak orang yang menanyakan kemana Xavier kuliah, tetapi Xavier hanya menjawab lagi menunggu walaupun sebenarnya Xavier tidak berharap. Hari pengumuman yang Mereka tunggupun tiba. Xavier membuka website “its.ac.id” dan Xavier langsung memasukkan nomor ujian Xavier dan tertulis,
“Selamat, Anda diterima di Teknik Lingkungan ITS”
Awalnya Xavier tidak yakin sehingga Xavier ulangi lagi, dan hasilnya sama. Xavier sangat terkejut dengan pengumuman itu. Xavier sangat bersyukur kepada Tuhan karena member Xavier jalan awal menempuh masa depan saya. Tetapi kebahagiaan itu tidak lengkap karena Frilia kekasih Xavier dinyatakan tidak lulus. Semalaman dia menangis dan Xavier  mencoba selalu menghiburnya, sehingga dia tertidur karena kelelahan menangis. Esok harinya, Xavier hanya diam dan tidak memberitahu orang tua saya, karena mereka sudah mengatakan kalau mereka tidak sanggup menguliahkan saya. Tetapi pagi itu, ditoko ayah Xavier membeli Koran karena ingin melihat nama saya, tetapi nama Xavier tidak ada karena Xavier menang di ITS Surabaya, dan ITS tidak tercantum dikoran tersebut. Xavier hanya diam. Ayah Xavier mengatakan, “ apa ayah katakana, semuanya sia-sia” Xavier hanya diam. Lalu Xavier pulang kerumah. Ayah Xavier tiba-tiba menelepon Xavier dan mengatakan Xavier lulus. Ayah Xavier tahu karena diberitau kakak saya. Xavier hanya diam. Ayah menyuruh Xavier mencari ke internet syarat daftar ulang, dan Xavier menurutinya.
Esok hari, Xavier akan berangkat ke jawa untuk menempuh perkuliahan di ITS. Malam ini Xavier dan kekasihku Frilia pergi menelusuri kota Siantar dan nongkrong dilapangan adam malik. Disana Mereka membeli balon yang berisi gas terbang. Lalu Frilia berkata “balon ini sebagai pertanda perpisahan kita, tetapi Xavier  gak ingin kamu seperti balon ini yang pergi dan tak kembali.” Xavier menjawab, “Xavier  pasti kan selalu mengingat mu, dan kamu harus yakin kepadXavier ” Friliapun menangis dan bersandar dibahuku, Xavier berusaha menenangkannya dan dia akhirnya diam. Xavier  cium keningnya dan Mereka pun pulang.
Malam itu adalah malam terakhir Mereka bertemu disiantar. Esok harinya Xavier pergi ke Jakarta dengan pesawat, lalu menaiki kereta api dengan kakak Xavier menuju Surabaya….
 
Bersambung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar